All The Best People are Crazy!!

Friday, 8 July 2016

Pascasarjana ITB, Mimpi dan Harapan

Pascasarjana ITB, Mimpi dan Harapan
Pascasarjana ITB, Mimpi dan Harapan

terlahircantik -
Tahun 2013 aku mengikuti KNSI sebagai perwakilan dari Unsur dengan Bu Sarah, Meita, Nanda dan Fajar di Mataram. Saat itu kami satu motel dengan teman-teman Bu Sarah dari ITB. Aku sendiri memang dari dulu pengen lanjutin pendidikan sampe S3, tapi gak pernah sekalipun aku memutuskan kampus mana yang harus aku tuju. Saat itu aku mulai berpikir kalo ITB mungkin adalah kampus yang tepat buat aku. Pas pulang aku ketemu sama Pak Rinaldi Munir di Bandara International Lombok, beliau ngasih kartu namanya, pas aku liat kartu namanya aku ngomong sama kartu nama itu, "Aku bakal nyimpen kartu nama ini karna suatu saat aku bakal kuliah di ITB". Agak konyol sih karna aku ngajak ngomong katu nama, tapi entah darimana aku jadi "ga tau diri". Kenapa aku bilang aku ga tau diri? Karna saat itu aku sendiri ngerasa aku itu nol dan ga punya kemampuan apapun buat masuk ITB tapi aku berani mendeklarasikan diri aku bakal kuliah di STEI ITB yang dibilang punya kesulitan sangat tinggi.

Aku pernah upload album foto-foto gedung ITB dengan judul calon kampusku, aku juga menggunakan logo ITB sebagai foto profil dan sampul wechat, twitter, line, path, facebook, dalam waktu yang lama. Aku juga pernah posting logo ITB dengan caption "Suatu saat nanti logo ini akan terjahit di almamaterku." Bener-bener gak tau diri kan?
Saat itu ada orang yang ketawa, nyinyir atau apalah-apalah, So What If I am Crazy? All the best people are crazy!

Tapi, saat itu aku cuma bermimpi, ya cuma MIMPI tanpa ada harapan. Saat itu aku berpikir kalo ITB itu kampus yang keren dan aku bakal keliatan keren kalo bisa masuk ke sana. Cuma itu dalam pikiran aku, makanya aku gak punya niat full buat lanjutin kuliah sampai setahun setelah lulus S1.

Masuk tahun kedua setelah aku lulus S1 aku ikut pelatihan Game Mobile di Bandung. Saat itu dari 20 peserta yang terpilih cuma aku perempuannya. Pas pelatihan kita disuruh bikin kelompok dan kebetulan saat itu aku sekelompok sama salah satu Dosen Unikom, tapi sekarang beliau ngajar di AMIK Garut. Namanya Pak Wiyoga. Beliau titip pesan sama aku "Kamu masih muda, punya potensi juga, harus lanjutin kuliah, kalo bisa ke kampus yang bagus". Saat itu aku ngajar di SMKN1 Cianjur, awalnya aku ga mau jadi pengajar tapi lama-lama aku bener-bener jatuh cinta sama profesi ini, sehingga aku naikkan goalku, bukan hanya sampe taraf SMK tapi aku harus bisa ngajar di Universitas juga. Maka aku sudah mantapkan hatiku buat kuliah lagi di tahun 2016. Setiap hari aku selalu bicara sendiri kalo "aku akan kuliah di ITB, aku diterima di ITB". Kata-kata itu adalah kekuatan kepercayaan diriku.

Kenapa ITB? Aku sendiri punya alasan kuat kenapa harus ITB. Ada satu momen yang bikin aku tersentuh dan menguatkan keinginanku. Tapi alasan itu biarlah aku dan Allah yang tahu. Saat aku mulai mendaftar aku menawar kepada Allah untuk meloloskan aku, dengan alasan yang aku punya. Alasan itu adalah HARAPAN, harapan yang ingin aku dapatkan di masa depanku. Mungkin dulu aku pikir bakal keren kalo aku bisa masuk ITB, tapi semakin kita bertambah pengalaman hidup akan ada alasan dewasa yang menggantikan alasan kekanakkan kita. Aku berdo'a, tempatkan saja aku dimanapun yang terbaik untukku, dan orangtuaku. Dan setelah aku diterima di ITB tahun ini aku meyakini kalo ini jalan terbaik buatku. Mimpiku telah tercapai, maka aku mempercayai harapanku akan segera datang.

Oh iya, buat kalian yang mungkin punya mimpi yang sama, tanyakan pada diri kalian alasan apa yang kalian punya untuk bermimpi kuliah disana?

"Bermimpilah, apapun alasannya. Tapi Tuhan tak suka mimpi dengan alasan kekanakan untuk kesombongan diri. Punyailah sebuah alasan yang akan membawa kebaikan untukmu, orangtua dan sekitarmu. Alasan itulah yang disukai-Nya. Ketika kamu punya alasan baik, maka Dia akan menunjukkan jalan yang baik dan memudahkanmu melewatinya." -dinysys

Terimakasih sudah baca post ini, baca juga -->  Pengalamanku Ikut Tes Pascasarjana ITB 2016




,

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post